Sabtu, 26 November 2022

KAMPUNG ADAT RATENGGARO, KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA-NTT

 

Selain keindahan alam, Pulau Sumba memiliki daya tarik Wisata Budaya, salah satunya Kampung Adat. Terdapat banyak Kampung Adat, namun salah satu yang populer dan wajib masuk daftar kunjungan adalah Kampung Adat Ratenggaro. Kampung Adat ini terletak di Kecamatan Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur. Lokasinya berada persis diatas tebing laut dengan hamparan muara dengan laut lepas yang membentang luas, serta banyak megalitik berupa kubur batu.

Semua bangunan yang ada dalam kampung ini beruapa Rumah Adat berbetuk panggung yang terbuat dari bahan alami. Rumah adat “ Uma Mbatangu “ atau rumah berpuncak ini memiliki hubungan kuat dengan kepercayaan masyarakat “ Marapu “ atau roh-roh. Ada sekitar balasan rumah dengan atap menjulang tinggi sekitar 20-35 meter. Struktur bangunan didominasi oleh bambu dan kayu jati. Atap terbuat dari bahan jerami yang tinggi rendahnya didasarkan pada status social mereka. Atap juga sering digunakan untuk menggantung tanduk atau rahang babi sebagai symbol bahwa rumah tersebut telah melaksanakan upacara adat.

Warga menjual berbagai jenis souvenir berupa kain tenun, kalung, anyaman, dan juga ukiran yang digantung dan ditata didepan rumah. Masyarakat juga menawarkan pengunjung untuk menyewa pakain adat untuk berfoto atau berkeliling kampung dengan menunggang kuda. Sepakati dengan jelas harga dan berapa lama waktu penyewaan agar tidak ada perubahan harga saat melakukan pembayaran, karena sering tidak jujur di awal, dan minta mahal diakhir. Umumnya harga sewa kuda dan pakain adat adalah Rp. 50.000. Ada banyak anak kecil yang cukup agresif untuk meminta sesuatu, jadi bertindaklah dengan bijak.

Ratenggaro dalam bahasa setempat berarti Kuburan Orang Garo, dari Kata Rate atau Kuburan  dan Nggaro yakni Orang Garo sebagai penghuni pertama kampung ini. Dahulu saat masih terjadi perang antar suku, suku yang kalah akan di habisi dan di kubur di tempat ini. Tak heran sebelum memasuki kampung adat terdapat banyak kubur batu berjumlah sekitar 300an yang dipahat dengan tulisan dan gambar kuno. Kampung ini sempat mengalami beberapa kali pemugaran yakni ditahun 1964 karena pertikaian  antar kampung dan tahun 2004 saat pesta adat. Dari kota diperluhkan waktu sekitar 1 jam 20 menit  ke arah selatan. Harga tiket masuk untuk wisatawan Nusantara Rp. 20.000 / orang.












Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search